DISWAY – Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) Ditjen SDA Kementerian PUPR RI melaksanakan lomba pemilihan komunitas peduli sungai tingkat Sulsel.
Kegiatan ini dirangkaikan dengan Sarasehan Sanggar Sungai di Hotel Gammara, Jalan HM Daeng Patompo, Makassar.
Sarasehan Sanggar Sungai yang berlangsung selama dua hari itu dibuka oleh Kepala BBWSPJ diwakili oleh Kepala Bidang (Kabid) OP Pemeliharaan, Nalvian, ST,MT, Kamis (23/6/2022).
PPK OP III SDA BBWSPJ, Asriani menuturkan, pemilihan komunitas peduli sungai tingkat Sulsel ini untuk mengetahui eksistensi dalam meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga kelestarian sungai.
Dalam lomba tersebut, setiap komunitas akan memaparkan profil dan kegiatan mereka dalam melakukan penyelamatan sungai.
“Komunitas terbaik akan terpilih mewakili Sulsel di tingkat Nasional,” ujar Asriani.
Kabid OP Pemeliharaan BBWSP, Nalvian dalam sambutannya mengajak semua pihak untuk berperan serta menjaga kelestarian sungai.
“Masyarakat harus terus didorong dalam membantu pengelolaan sungai melalui pemanfaatan teknologi yang ada.
Ia menerangkan, keberadaan komunitas sungai yang telah dibentuk harus berfungsi maksimal. Terutama dalam hal mengedukasi masyarakat untuk ikut serta peduli dan menjaga kelestarian sungai.
“Dengan komunitas peduli sungai yang ada kita harapkan dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga dan mengelola pemanfaatan Sumber Daya Air,” harap Nalvian.
Nalvian sangat mengapresiasi kegiatan Sarasehan Sanggar Sungai ini. Apalagi dirangkaikan dengan lomba komunitas peduli sungai.
“Kegiatan ini menjadi pembuktian dari eksistensi komunitas peduli sungai dalam menjaga sungai tetap lestari. Harapannya komunitas sungai yang terpilih mewakili BBWS Pompengan Jeneberang di tingkat nasional bisa menampilkan yang terbaik,” tukasnya.
Sarasehan Sanggar Sungai yang diikuti oleh 50 dari 150 komunitas peduli sungai menghadirkan tiga narasumber kompeten.
Yakni Kasub Koordinator Sungai Bendungan BBWSPJ, Firdaus, akademisi Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Arsyad Taha, serta praktisi sungai, Kaharuddin Mudji.
Kasubkor Sungai Bendungan BBWSPJ, Firdaus yang didaulat menjadi pemateri pertama mengapresiasi lomba komunitas peduli sungai.
“Kita bisa mengetahui kegiatan penyelamatan sungai oleh komunitas dalam menumbuhkan kepedulian dalam menjaga kelestarian sungai,” kata Firdaus.
Sementara itu, akademisi Unhas Prof Arsyad Taha dalam materinya “Peran PT sebagai penggerak kemitraan dalam pengelolaan SDA” memapakan, bahwa dalam pengelolaan sumber daya air dibutuhkan beberapa komponen.
Antara lain, konservasi air, pendayagunaan dan evaluasi. Menurut dia, tiga komponen ini adalah hal utama.
“Pengelolaan air memang harus berkelanjutan dengan mengacu pada tiga komponen. Konservasi, pendayagunaan kemudian evaluasi. Jika upaya-upaya ini dilakukan ditambah keterlibatan aktif pemerintah, PT, swasta dan komunitas sungai atau masyarakat maka niscaya menjaga kelangsungan SDA bisa berhasil,” paparnya.***
(Rus)