DISWAY, MAKASSAR – Ketua Komisi D DPRD Sulawesi Selatan, Rahman Pina tidak bergeming. Ia ingin seluruh kekayaan alam Sulawesi Selatan tak lagi dikuasai asing.
“Belanda sudah lama pergi, tapi masih ada Belanda Belanda kecil yang tertinggal,” kata ketua Komisi D DPRD Sulsel Rahman Pina usai mendesak pemerintah pusat kontrak PT Vale di Sorowako tak diperpanjang, Jumat 11 Maret 2022.
Ia menegaskan, bisa memaklumi ketika 60-80 tahun lalu, potensi tambang di Indonesia dikelola perusahaan asing, seperti Freeport, Inco (sekarang Vale), karena saat itu, Indonesia tak punya SDM untuk mengelola. Meski resikonya, keuntungan yang dihasilkan dominan mengalir ke pihak asing.
“Tapi sekarang tak bisa lagi. Kita sudah surplus tenaga ahli tambang, pengusaha pengusaha lokal kita sudah piawai. Mereka bahkan juga sudah ekspansi ke luar negeri,” katanya.
Belajar dari Freeport yang sahamnya kini dikuasai mayoritas Indonesia, Rahman Pina berharap, Vale bisa dimiliki rakyat Sulsel, lewat BUMD dan pengusaha lokal.
“Jangan kita terus menerus berharap di ketiak pengusaha asing yang berusaha terus menerus ingin menguasai kekayaan alam kita,” katanya.
Jika dikelola pengusaha lokal kata RP, sapaan Rahman Pina maka keuntungan yang diperoleh oleh negara dan daerah akan jauh lebih besar.
“Keuntungan yang demikian besar itu tidak lagi mengalir ke luar negeri dan itu bisa digunakan untuk mensejahterakan rakyat Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan,” ujar politisi Golkar itu.
Diketahui, kontrak kerja PT Vale akan berakhir pada 2025. Jika tak diperpanjang, maka perusahaan asal Brazil itu akan segera meninggakan Sulawesi Selatan setelah 50 tahun lebih beroperasi.