DISWAY, Bulukumba – Sebanyak 57 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di tujuh Kecamatan di Bulukumba menerima bantuan pupuk organik dari Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia.
Bantuan pupuk diserahkan secara simbolis oleh bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf, kepada perwakilan penerima Gapoktan di Ruang Pola Kantor Bupati, Senin, 30 Mei 2022.
Bupati Bulukumba, Muchtar Ali Yusuf, menjelaskan, bahwa tujuan dari bantuan ini merupakan salah satu solusi dalam mengatasi terbatasnya pupuk bersubsidi dari pemerintah kepada para petani.
Bantuan diharapkan mendorong penggunaan pupuk organik di kalangan petani, sebagai upaya melestarikan kondisi atau fungsi lingkungan dengan hasil panen yang lebih banyak dan lebih berkualitas.
“Kalau kualitas ekspor, maka beras atau produk pertanian lainnya harus menggunakan sistem pertanian organik,” kata bupati dihadapan penerima bantuan.
Dia mencontohkan, bahwa harga beras di luar negeri, seperti di Jepang dengan harga 3 dollar per kilogram. Sementara beras Bulukumba harganya di bawah Rp 10 ribu per kilogram atau tak sampai 1 dollar.
Padahal, jika beras Bulukumba kualitasnya bagus, maka sangat memungkinkan untuk diekspor. Apalagi di Thailand, tambah bupati berlatar pengusaha itu, ongkir (ongkos kirim) per kilogram hanya Rp500. Itu pun sudah sampai di gudang di sana.
“Kapan kita bisa maju dan menjual hasil pertanian lebih tinggi?. Kita tidak bisa jual keluar kalau tanaman kita masih terus seperti sekarang,” jelasnya.
Pelaksana tugas (Plt) Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Bulukumba, Misbawati Wawo menyampaikan rasa syukur atas adanya bantuan pupuk organik dari Kementan RI. Sebab, tidak semua kabupaten mendapatkan bantuan tersebut.
“Kenapa pupuk organik cair?. Sekarang kita di Bulukumba mengarah ke pertanian organik,” ujarnya. Pupuk organik ini diperuntukkan untuk lahan 10.230 hektar, dengan melibatkan 57 Gabungan Kelompok Tani.
Ia menjelaskan bahwa salah satu kelebihan dari pupuk ini, yaitu dapat meningkatkan kesuburan tanah, hingga menggemburkan tanah. Sementara, kalau pupuk kimia, peningkatan produksi cepat. Tapi bisa membawa dampak yang kurang baik bagi pertanian.
“Penyaluran pupuk organik harus terbuka dan harus ada dokumentasi. Kepala Desa dan Lurah ikut memantau. Ini agar penyalurannya tepat sasaran sesuai daftar Calon Petani dan Calon Lahan (CPCL) yang telah disepakati,” terangnya.
Kepala Desa Benteng Palioi, Kecamatan Kindang, Syarif yang hadir pada penyaluran itu, mengaku berterima kasih dengan adanya bantuan pupuk organik tersebut.
Pihaknya selaku pemerintah desa bersedia menindaklanjuti cita-cita bupati memajukan sektor pertanian. Pemerintah Desa Benteng Palioi telah menganggarkan pengadaan bibit unggul bagi petani.
“Kita anggarkan bibit Durian Musangking. Tahun ini Rp100 jutaan untuk bibit,” tutupnya. Selain kepala desa yang mendampingi Gapoktan, turut hadir kegiatan tersebut para penyuluh pertanian.***
(Anchy Siregar)