DISWAY,Bone – Bisnis lokasi lapak di kawasan pembukaan pelaksanaan MTQ ke 32 di Bone, tepatnya pelataran stadion Lapatau yang disewakan oleh oknum panitia mulai menuai sorotan.
Sebab pelaksanan MTQ di kabupaten Bone tersebut mulai dijadikan lahan bisnis gelap oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab dengan memanfaatkan pungutan dan penyewaan lapak atau stan pasar yang berlokasi di seputaran Stadion Lapatau Bone. Di mana, oknum tersebut mematok harga sewa dengan nilai yang bervariasi.
Seperti dari penulusuran DISWAY di lapangan, beberapa lapak yang bertenda biru yang berada pas di depan stadion dengan perkiraan ukuran 2 x 2 meter tersebut disewakan hingga Rp 3 juta rupiah.
Dari pengakuan salah seorang penjual cendra mata MTQ, mengaku telah menyetor sebesar Rp 500 ribu sebagai panjar kepada oknum tersebut.
” Kami sudah panjar pak, dan katanya harus disewa sampai Rp3 juta. Tapi kemungkinan nantinya kami akan minta kebijakan karena ini terlalu mahal untuk dagangan seperti kami ini, ” jelasnya ditemui di lokasi, Jumat, 24 Juni 2022.
Selain itu, beberapa pedagang lainnya yang menyewa mengakui jika oknum-oknum itu telah meminta panjar terlebih dahulu baru bisa ditempati lokasi lapak tersebut.
” Sebelum kami tempati, kami harus dulu membayar panjar dan kami semua khususnya yang bertenda biru ini sudah melakukan pembayaran,” akunya pedagang kaki lima itu.
Penyewaan stan atau lapak dagangan didepan stadion itu juga dapat tanggapan dari ketua DPRD Bone, Irwandi Burhan. Bahkan dia geram dengan tindakan tersebut.
Sebab, diungkapkan Irwandi, pemerintah kabupaten Bone sudah mengeluarkan edaran jika semua retribusi baik parkir maupun lapak pasar bebas retribusi dalam pelaksanaan MTQ tersebut.
” Kok bisa ada penyewaan lapak dan kenapa juga terlalu mahal hingga Rp3 juta. Coba cari tahu siapa oknum-oknum itu,” tegasnya.
( Subaer)