Menu

Mode Gelap

Pendidikan · 7 Agu 2024 15:38 WITA

UMI dan NUS Realisasi 5 Projek Kerjasama


 UMI dan NUS Realisasi 5 Projek Kerjasama. (Foto: Istimewa) Perbesar

UMI dan NUS Realisasi 5 Projek Kerjasama. (Foto: Istimewa)

diswaysulsel.com, MAKASSAR – Delegasi Universitas Muslim Indonesia (UMI) bertemu dengan peneliti dan pustakawan National University of Singapore (NUS) di Kampus NUS di Kent Ridge Crescent, Singapore pada Selasa 6 Agustus.

Delegasi UMI diwakili Prof.Muhammad Hattah Fattah dan Awaluddin Syamsu yang keduanya peneliti dari Jusuf Kalla Research Center for Bugis-Makassar Cultural Studies (JK Center). Pihak NUS diwakili Sim Chuin Peng,PhD., Dr.Effendy bin Abdul Hamid, Nur Diyana binti Abdul Kader, dan Gandhi.

Sebelumnya pada Senin, 5 Agustus telah dilangsungkan pertemuan antara peneliti JK Center dengan Dr.Effendy dari Southeast East Asia Department (SEASD) NUS dan Faisal Nordin (Presiden Masyarakat Bugis Melayu Singapore) di Pasir Panjang Road.

Pertemuan yang dilangsungkan selama dua hari dimaksudkan menjadikan UMI dan NUS sebagai sentra riset dan pengembangan Warisan Maritim (Maritime Heritage) di Asia Tenggara.

Studi telah dilakukan sejak tahun 2023 dan terus dikembangkan pada tahun 2024 melalui realisasi lima proyek kerjasama. Kerjasama dan penerjemahan manuskrip hubungan sejarah Bugis-Makassar dan Singapore menjadi titik awal dalam penyelidikan pengembangan Warisan Maritim di Asia Tenggara.

Mengacu pada temuan manuskrip Daeng Paduppa terungkap sejumlah informasi dan fakta peran dan kontribusi orang Bugis-Makassar dalam perekonomian Singapore sekitar tahun 1814 – 1854.

Temuan penelitian akan dijadikan koleksi perpustakaan kedua universitas sebagai bagian penting dari rencana mewujudkan UMI dan NUS menjadi Pusat Pengembangan Warisan Maritim di Asia Tenggara.

Keberhasilan orang Bugis-Makassar menjangkau berbagai wilayah Nusantara termasuk menjelajahi Asia Tenggara tidak terpisahkan dari keberhasilan penguasaan orang Bugis-Makassar terhadap teknologi perbesian. Mengacu pada temuan Bulbeck dan Caldwell (2000) yang menyebut Bumi Sulawesi sebagai daratan besi (land of iron).

Dalam mewujudkan sentra riset dan pengembangan Warisan Maritim kedua universitas akan merealisasi UMI dan NUS Maritime Heritage Corner pada masing-masing kampus. Pengembangan UMI dan NUS Maritime Heritage akan didukung dengan pelaksanaan lima projek kerjasama.

Kelima proyek itu adalah (1) Pembuatan Film Dokumenter Keris Bugis; (2) Koleksi dan Digitalisasi Manuskrip Sejarah Maritim; (3) Penerjemahan Manuskrip; serta dua kegiatan riset dengan Skema Dana Padanan (Matching Grant) yakni (4) Identifikasi dan Pelestarian Warisan Budaya Keris Bugis; (5) Sejarah Maritim dan Interaksi Budaya Komunitas Pembuat Kapal Bugis.

Dengan memperluas cakupan koleksi Perpustakaan NUS dan UMI secara signifikan akan memperkaya repositori sumber primer tentang budaya dan sejarah maritim Bugis-Makassar. Perluasan ini secara langsung sejalan dengan tujuan strategis menjadi pusat terkemuka dalam studi warisan maritim Asia Tenggara.

Riset bersama pada tahun 2023 telah menghasilkan sejumlah temuan informasi dan fakta relasi orang Bugis-Makassar dengan masyarakat Singapore sekitar abad ke-19. Relasi diwujudkan dalam bentuk interaksi teknostruktur terutama melalui tatanan dan pranata sosial, budaya, dan ekonomi.

Penguasaan teknologi perbesian dan pembuatan kapal telah menghantarkan hubungan yang semakin intens antara orang Bugis-Makassar dan masyarakat Singapore. Hubungan tersebut menjadi bagian penting dari Warisan Sejarah Maritim Indonesia dan Singapore.

Berbagai bukti sejarah menunjukkan orang Wajo termasuk Lamadukelleng telah menjelajahi Singapore dan bertemu dengan saudara kandungnya serta membangun relasi dengan masyarakat Singapore sebelum bermigrasi ke Paser, Kalimantan Timur.
Pembuatan keris sebagai maha karya manusia Bugis-Makassar terakhir dilakukan di Singapore pada tahun 1985. Penguasaan teknologi perbesian menjadi salah satu elemen kunci pada perjalanan sejarah orang Bugis-Makassar. Keris selain sebagai senjata juga menjadi benda pusaka yang perlu dilestarikan.

Kekayaan Bumi Sulawesi akan besi dan nikel menjadikan Keris Bugis salah satu yang terbaik di Nusantara. Kalangan pemuda Singapore dan mahasiswa NUS memiliki atensi terhadap keris sebagai warisan Nusantara atau Asian Tenggara.

Film Dokumenter Keris diperlukan untuk tujuan pelestarian keris yang akan disimpan pada Maritime Heritage Corner di NUS dan UMI serta media pembelajaran khususnya bagi generasi muda. Praktek pembuatan keris bagi mahasiswa, masyarakat, dan wisatawan akan ditempatkan di Kampung Glam, Singapore sekaligus menjadi objek wisata baru.

Keris Bugis yang menjadi salah satu identitas bagi orang Bugis-Makassar. Keris bukan sekedar senjata dan pusaka tetapi memiliki makna yang mendalam dari perspektif sejarah dan budaya yang sarat dengan makna dan filosofis bagi keberlanjutan kehidupan dan warisan budaya luhur.

Topik ini menjadi kajian penting dan dijadikan referensi memperkaya muatan rencana pembuatan film dokumenter. Hal lain yang urgen adalah semakin langkanya pengrajin (panre) Keris Bugis sehingga dikhawatirkan akan menjadi ancaman bagi pelestarian Warisan Budaya Keris Bugis.

Kompleksitas tantangan pelestarian Keris Bugis memerlukan solusi efektif dan terstruktur melalui kajian mendalam dan komprehensif oleh Tim Riset UMI dan NUS termasuk memanfaatkan peluang modernisasi dan dukungan digitalisasi dalam pelestarian dan pengembangan identitas dan warisan budaya Keris Bugis.

Pembuatan film dokumenter kolaborasi UMI dan NUS akan dilaksanakan mulai September 2024. Pada bulan September tersebut Delegasi NUS akan berkunjung ke UMI sebagai bagian dari implementasi kerjasama dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun 2024.

Dalam kunjungan tersebut direncanakan ditandatangani Nota Kesepakatan baru dan pembahasan kegiatan tahun 2025. Sebelum kedatangan Delegasi NUS diawali dengan pematangan rencana pelaksanaan dua topik penelitian yakni Warisan Budaya Keris Bugis serta Sejarah Maritim dan Interaksi Budaya Komunitas Pembuat Kapal Bugis.

Perahu Bugis tidak hanya sekedar moda transportasi atau perdagangan tetapi menjadi bagian integral dari identitas dan warisan budaya Bugis-Makassar serta bagian penting dari Sejarah Maritim Global. Luaran riset bersama diharapkan menjadikan UMI dan NUS sebagai sentra pengembangan Warisan Maritim di Asia Tenggara.

Implementasi kerjasama tahun ini akan disempurnakan melalui pertemuan pada bulan November 2024 di Kampus NUS. Luaran penelitian diantaranya akan dibuat dalam bentuk Book Chapter yang akan diterbitkan melalui NUS Press. (*)

Artikel ini telah dibaca 28 kali

Baca Lainnya

Prodi Kesmas FKM UMI Sambut Maba Angkatan 2024

14 September 2024 - 16:24 WITA

Prodi Kesmas FKM UMI Sambut Maba Angkatan 2024. (Foto: Istimewa)

Dosen Stiem Bongaya dan UMI Ajak Masyarakat Desa Pucak Berwirausaha Melalui Diversifikasi Ikan Lele

11 September 2024 - 10:11 WITA

Tim Pemberdayaan Masyaralat Pemula dari kampus Stiem Bongaya dan UMI. (Foto: Istimewa)

SDIT Darul Fikri Makassar Kembangkan Kreativitas Menulis Murid

10 September 2024 - 18:58 WITA

Prodi Kesmas FKM UMI Gelar Lokakarya Kurikulum

9 September 2024 - 16:25 WITA

Prodi Kesmas FKM UMI Gelar Lokakarya Kurikulum. (Foto: Istimewa)

Tim PKM UMI Perkenalkan Teknik Relaksasi Benson ke Kader Puskesmas Jeneponto

21 Agustus 2024 - 13:59 WITA

Tim PKM UMI yang diketuai Al Ikhsan perkenalkan Teknik Relaksasi Benson kepada Kader Puskesmas di Jeneponto. (Foto: Istimewa)

Soroti Guru SD Jabat Plt Kepala SMA di Sulsel, Prof Arismunandar: Sangat Tidak Lazim

12 Agustus 2024 - 16:14 WITA

Soroti Guru SD Jabat Plt Kepala SMA di Sulsel. (Foto: Istimewa)
Trending di Pendidikan