MAKASSAR, DISWAYSULSEL – Ambisi calon Gubernur dan wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman – Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) untuk mengganggu basis rivalnya, Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto – Azhar Arsyad di Kota Makassar mulai berjalan.
Bahkan Sudirman – Fatma menggunakan pola ‘balelo’ atau dua kaki, dengan menggandeng Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar. Di mana Sudirman merapat ke pasangan calon Munafri Arifuddin – Aliyah Mustika Ilham (Appi – Aliyah), sementara Fatmawati all out kepada Andi Seto Asapa – Rezki Mulfiati Lutfi (Seto – Kiki).
Padahal, awalnya, Andalan Hati lebih menunjukkan keberpihakan dengan Seto – Kiki. Mengingat NasDem dan Gerindra yang menjadi pengusung utama Andalan Hati, juga menjadi pendukung utama Seto – Kiki di Makassar. Tapi, mendekati hari pencoblosan, Andalan Hati tak sehati lagi.
Upaya dua kaki tersebut ditengarai bertujuan mengusik basis Danny Pomanto sebagai Wali Kota Makassar. Sebab, Appi – Aliyah memiliki basis cukup besar, begitupun dengan Seto – Kiki. Apalagi Appi – Aliyah dan Seto – Kiki berhadapan dengan istri Danny Pomanto, Indira Yusuf Ismail yang merupakan lawan berat mereka.
Dukungan Sudirman kepada Appi – Aliyah sudah dilakukan terang – terangan dalam kegiatan kader perempuan Muhammadiyah di Menara Bosowa beberapa waktu lalu. Sementara dukungan Fatmawati terhadap Seto – Kiki sudah dilakukan jauh hari sebelumnya setiap melakukan kampanye dialogis di Makassar.
Terkait pola dua kaki Andalan Hati ini, Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Ali Armunanto menjelaskan, pola ini dilakukan oleh Sudirman karena melihat pasangan Appi-Aliyah (Mulia) cenderung mendominasi dalam beberapa hasil survei elektabilitas kandidat Pilwalkot Makassar.
“Tentu karena kita lihat juga Appi dalam semua survei ini bisa men-drive pemilih untuk dipaketkan dengan Andalan Hati. Jadi itu akan memberi kontribusi,” katanya kepada Harian Disway Sulsel, Kamis 14 November 2024.
Alasan lain, kata Ali, juga karena Sudirman mengalami masalah konsolidasi partai pengusungnya. Dimana para parpol pengusung mantan Gubernur Sulsel itu terkesan ‘lepas kunci’ dan jarang berkontribusi pada masa kampanye ini.
“Karena juga Sudirman ini kan punya masalah konsolidasi internal, partai-partai ini tidak bekerja. Misalnya Gerindra, Golkar, bahkan ketika debat kemarin ketua partainya tidak pernah datang,” ujar Ali Armunanto.
“Ini yang mungkin diantisipasi oleh Sudirman, daripada mengandalkan mesin partai, mungkin lebih baik langsung ke calonnya,” tambahnya.
Pola ini membuat pergerakan Sudirman – Fatma terlihat bermain dua kaki di Makassar. Dimana Makassar sendiri memang menjadi wilayah yang menggiurkan sebab memiliki Daftar Pemilih Tetap (DPT) dengan jumlah terbanyak. Sehingga, apabila dapat menguasai Makassar, seorang calon Gubernur setidaknya telah mengamankan 30 persen suara.
Kendati terlihat mudah karena dapat bermain dua kaki di Makassar, Ali melihat Andalan Hati cukup kesulitan sebab mesin-mesin partai pengusungnya yang terkesan tidak bergerak.
“Makanya kemudian kesannya main dua kaki, karena partai pendukungnya Gerindra juga kan di Seto. Tapi Gerindra saya rasa tidak memberi jaminan kemenangan kepada Sudirman sehingga dia harus menempuh strategi menggandeng Appi,” sebut Akademisi FISIP Unhas ini.
“Daripada mengharapkan mesin partai politik yang konsolidasinya juga tidak bagus,” tambahnya.
Adapun kubu Seto – Kiki atau akrab dengan slogan SEHATI itu, Ali mengakui adanya partai NasDem yang juga merupakan pengusung utama pasangan Andalan Hati di Pilgub. Akan tetapi, dia menilai NasDem di Makassar seakan berjalan sendiri dalam memenangkan usungan calon Walikotanya.
“Iya (Fatma di NasDem bisa mengarahkan massa Sehati), tapi kita juga tidak lihat ada sinergi yang kuat antara Andalan Hati dengan Sehati,” ungkapnya.
“Karena saya perhatikan di beberapa kampanye, dan bahkan mereka tidak terlihat punya baliho bersama. Artinya mereka cenderung jalan masing-masing,” tukasnya.
Sebelumnya, pasangan Andalan Hati terlihat mesra dengan pasangan Mulia saat silaturahmi Kader Aisyiyah se-Kota Makassar, di Menara Bosowa, Senin, 11 November 2024.
Koordinator Kader Aisyiyah, Rachma Rachmat berharap kegiatan ini membawa perubahan untuk Kota Makassar dan Sulawesi Selatan. Ia pun mengajak kepada peserta yang hadir terus mensosialisasikan Paslon MULIA dan Andalan Hati.
“Saya yakin yang 1.000 orang ini bisa mengajak keluarganya, tetangganya dan seluruh handai taulannya untuk mensukseskan kedua calon kita, gubernur dan walikota Makassar,” jelasnya.
Sementara Andi Sudirman dalam kesempatan itu menyampaikan penghormatannya kepada pengurus Aisyiyah Kota Makassar karena telah menyatukan dukungan untuk Andalan Hati dan Mulia di Makassar.
“Saya hormati pengurus Aisyiyah Cabang Makassar hingga ranting. Saya hormati tim Andalan Hati, dan saya hormati tim Mulia,” ucap Sudirman dalam sambutannya.
Juru Bicara Appi – Aliyah, Firmes Octavian menyebut pertemuan Sudirman dengan Appi merupakan opitimisme kolaborasi keduanya saling mendukung untuk memenangkan kontestasi Pilwali Makassar dan Pilgub Sulsel.
“Intinya bahwa bersama kita bisa, bersama kita kuat, dan bersama Mulia dan Andalan Hati kita bisa menang,” ujarnya.
Terpisah, Ketua Tim Ormas dan Jaringan Seto – Kiki, Illank Radjab mengatakan, soal Andalan Hati yang berkolaborasi dengan paslon lain, hal yang biasa saja. Dia menganggap itu tidak mengganggu kerja- kerja paslon dengan slogan SEHATI di lapangan.
“Intinya pasangan SEHATI konsisten dan tetap sejati bersama Andalan Hati. Ini soal prinsip, bahwa Andalah Hati adalah SEHATI. Kesimpulannya adalah di kota Makassar, relawan SEHATI berada di garis terdepan pemenangan Andalan Hati di Pilgub,” katanya saat dihubungi.
“Soal Andalan Hati berkolaborasi dengan Paslon lain kami tidak pernah menganggap itu sebagai hambatan. Ini sudah menjadi komitmen yang selalu disampaikan dalam setiap pertemuan relawan oleh Bapak Andi Seto dan Ibu Rezki,” sambungnya.
Tim Pengarah SEHATI Reaksi Cepat (SRC) ini mengatakn, pada prinsipnya antara Sehati dan Andalah Hati adalah hubungan kolaborasi. Yakni kolaborasi dalam hal pembangun demokrasi di Makassar dan Sulawesi Selatan. Selain karena kita diusung oleh partai yang sama, keduanya juga memiliki kesamaan visi dan nomor urut yang sama.
“Apalagi nomor urut kita sama-sama 2. Jadi memilih sosialisasinya kami lebih mudah. Apalagi pasangan nomor urut 2 di Kota Makasar dan Pilgub ini adalah pasangan yang memang memiliki tingkat penerimaan yang sangat positif di masyarakat,” kuncinya.
Dikonfirmasi terpisah mengenai sikpanya yang terkesan dua kaki untuk memuluskan langkahnya memenangkan Pilgub Sulsel, kubu Andalan Hati belum memberikan respon. (Regent)