MAKASSAR, DISWAYSULSEL – Sisa menghitung hari pesta demokrasi lima tahunan akan berlangsung pada 27 November mendatang. Kini tahapan Pilkada Serentak akan memasuki masa tenang. Tetapi masa tenang yang diharapkan adem, justru berpotensi meningkatkan tensi suhu politik semakin memanas.
Sebab rentan waktu menuju hari pencoblosan segala dinamika bakal terjadi. Mulai politik uang hingga saling serang melalui media sosial.
Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulawesi Selatan, Alamsyah mengatakan, belum ada laporan ke Bawaslu terkait adanya praktek politik uang. Akan tetapi, dia mengaku, potensi tersebut dapat terjadi menjelang hari pencoblosan.
“Saya bisa maklumi mungkin karena semakin sedikitnya masa kampanye, mungkin mereka maksimalkan sebelum betul-betul dilarang di masa tenang. Adapun persoalan politik uang, itu masuk di pengawasan baik berupa laporan atau temuan berdasarkan informasi awal,” ujarnya, Kamis 21 November 2024.
Alamsyah menyebut, masa tenang nanti Bawaslu akan meningkatkan intensitas pengawasan. Bahkan, kata dia, apel siaga di tingkat pusat hingga ke level daerah dimassifkan.
“Setiap saat kami tentu tetap menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Kami juga sudah sering menyampaikan himbauan-himbauan terkait itu (praktek politik uang),” ucap Kordiv data dan informasi Bawaslu Sulsel ini.
“Bahkan kami ini sudah berkali-kali baik di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten kota melakukan apel siaga untuk pengawasan di masa tenang. Itu jalan semua,” sambungnya.
Di masa tenang, selain meningkatkan pengawasan terhadap paslon, Alamsyah mengaku, Bawaslu akan mengawasi pendistribusian C-Pemberitahuan kepada pemilih dan logistik ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Setidaknya tiga tepat, yakni tepat jumlah, tepat kualitas, dan juga tepat waktu. Ada juga tepat sasaran. Belum lagi persoalan pembuatan TPS, jadi masih banyak tahapan (pengawasan Bawaslu) meskipun dia di masa tenang,” terangnya.
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Rizal Fauzi menilai, di masa tenang akan membuat masing – masing paslon semakin gencar bergerak. Termasuk potensi politik uang bakal terjadi.
“Kalau kita melihat survei terakhir di Makassar, LSI maupun Indikator mengatakan tingkat pemilih pragmatis kita kan tinggi. Ada sekitar 18 sampai 40 persen. Bahkan LSI menyebut kewajaran politik uang itu sampai 40 sekian persen,” jelas Rizal Fauzi.
“Ini menandakan bahwa kehendak publik, uang itu menentukan pilihan. Jadi mau tidak mau potensi itu akan terjadi. Sehingga hal yang perlu dilihat itu melanggar aturan atau tidak. Karena bisa dalam bentuk uang atau barang,” imbuhnya.
Menurut dia, tingginya pragmatis membuka peluang untuk terjadi ‘serangan fajar’ di masa tenang. Hanya saja perlu dilihat secara detail, sebab tidak bisa dilakukan justifikasi bahwa itu masuk dalam politik uang.
“Karena bisa saja itu biaya operasional. Karena biasanya di hari-hari tenang itu distribusi uang-uang saksi. Biasa biaya logistik, itu kan baru didistribusi. Sehingga kadang itu juga dianggap sebagai bagian dari money politic,” katanya.
Rizal mengungkapkan, masa tenang seharusnya menjadi waktu konsolidasi tim internal paslon demi menguatkan basis-basis suara yang telah dibangun pada masa kampanye sebelumnya.
“Kampanye kan ke publik, kalau dia masa tenang itu konsolidasi internal. Tapi dia tidak pakai lagi atribut dan mengajak secara langsung. Tapi tim-tim yang sudah dibentuk itu yang disolidkan. Saya pikir itu yang cukup berat sebab penentu kemenangan,” tukasnya.
Juru Bicara pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto – Azhar Arsyad (DiA), Asri Tadda mengatakan, pihaknya jelang masa tenang tidak mengendorkan gerakan. Dia mengungkapkan selama masa kampanye pasangan nomor urut 1 itu telah mengunjungi kurang lebih 900 titik di Sulsel.
“Di sisa waktu jelang hari H, Danny-Azhar mencoba merapikan segala hal. Ada aktivitas yang bersifat internal untuk mengamankan kantong-kantong suara dan basis yang selama ini sudah kita kerjakan,” ujar Asri.
Dia membeberkan, di masa tenang nanti pasangan Danny-Azhar berencana akan benar-benar tenang. Bahkan dia mengatakan, di masa tenang pasangan ini hanya akan melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat santai.
“Bahkan kemarin Pak Danny dan Pak Azhar ajak kalau bisa kita pergi main bola atau olahraga. Masa tenang itu kan kandidat tenang, masyarakat senang,” sebutnya.
Dia mengatakan, pasagan bertagline ‘Baik untuk Sulsel’ ini sudah dari awal telah berkomitmen untuk tidak melakukan praktek money politic. Sehingga segala tuduhan ‘serangan fajar’ yang ditujukan kepada pasangan DiA belakangan ini, kata dia, merupakan fitnah yang keji.
“Beberapa waktu terakhir ini memang Danny-Azhar diserang dengan fitnah. Kita berharap Pilkada ini berlangsung damai, tidak ada praktek seperti itu sebab merusak kualitas demokrasi. Kita berharap Pilgub Sulsel ini melahirkan pemimpin yang tidak lahir dari politik uang. Itu menggadai suara rakyat,” tegasnya.
Sementara Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi (Andalan Hati), sebelum memasuki masa tenang akan melakukan kampanye akbar di Gor Sudiang, Kota Makassar pada hari terakhir kampanye, 23 November 2024.
Juru Bicara Andalan Hati, Haeruddin Nurman mengatakan, pemilihan Kota Makassar sebagai lokasi kampanye akbar memiliki alasan strategis mengingat Makassar adalah ibukota Provinsi.
Selain itu, GOR Sudiang memiliki kapasitas cukup banyak yang mampu menampung hingga 15 ribu orang sehingga dipilih jadi lokasi utama kampanye akbar.
“Di luar GOR, kami akan menyiapkan tiga layar besar dan beberapa tenda untuk menampung massa yang tidak bisa masuk ke dalam arena, jumlah pendukung yang hadir bisa mencapai puluhan ribu orang,” imbuhnya. (Regent)