MAKASSAR, DISWAYSULSEL – Mencuatnya isu Calon Gubernur Sulawesi Selatan dibekingi bandar narkoba semakin memanas belakangan ini.
Isu tersebut mulanya mencuat ke publik melalui pernyataan mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu. Ia mengajak masyarakat Sulawesi Selatan tidak memilih Calon Gubernur yang dibekingi atau dimodali oleh bandar narkoba.
Belakangan ini pernyataan itu menuai respon pro – kontra dari berbagai pihak. Bahkan terkesan membuat gerah kubu Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman – Fatmawati Rusdi (Andalan Hati).
Kegerahan itu terlihat dari Juru bicara Andalan Hati, Muhammad Ramli Rahim (MRR) yang mengajak semua pihak tidak mengaitkan isu narkoba ke kontestasi politik. Statement MRR itu dilihat dari berita online di detik.com dengan judul “Tim Andalan Hati Minta Isu Narkoba Tak Dibawa ke Politik Pilgub Sulsel”.
Menanggapi ini, Pengamat Komunikasi Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr. Hasrullah menilai, meskipun Said Didu tidak menyebutkan nama paslon atau nama bandar narkoba yang diduga membekingi paslon, tetapi muncul asosiasi di publik mengalamatkan pernyataan tersebut ke pihak tertentu.
“Kita punya kekuatan impresi, kemampuan merumuskan bahwa yang dimaksud adalah kamu. Walaupun tidak disebutkan namanya, itu asosiatif. Dan dalam konten itu dibenarkan, dan harus ditanyakan siapa yang dimaksud,” terangnya.
Situasi saat ini, lanjut Hasrullah, tergantung pada orang yang dituju oleh pernyataan Said Didu tersebut. Apabila pihak yang dituju merespon, maka hal itu semakin meyakinkan tuduhan tersebut.
“Ada namanya reinforce, meyakinkan bahwa memang saya yang dimaksud. Dalam konten analisis itu namanya impresi, kemampuan menyimpulkan,” tukasnya.
Ketua Gerakan Nasional Anti Narkoba (Granat) Sulawesi Selatan (Sulsel), Jamil Misbah menegaskan, pihaknya mendorong aparat penegak hukum untuk melakukan penelusuran terkait pernyataan tersebut.
“Jadi saya juga hanya merespon pertanyaan Said Didu itu secara spontan sebagai penggiat anti narkotika. Saya merespon tidak lebih dari menegakkan hukum itu,” ujarnya, Rabu 20 November 2024.
Dia menilai, pernyataan Said Didu perlu mendapat respon dari pihak kepolisian secara serius. Sebab, pernyataan Said Didu merupakan bagian keinginan masyarakat Sulsel untuk mengungkap jaringan besar gembong narkoba yang selama ini meresahkan.
“Kita semua menginginkan penegakan hukum khususnya di Sulawesi Selatan, ingin dibongkar semua itu gembong narkoba. Tentu beliau (Said Didu) punya data. Tidak mungkin ngomong begitu kalau tidak ada datanya,” ungkapnya.
“Oleh sebab itu perlu lah beliau (Said Didu) untuk mengklarifikasi. Dan juga yang bisa mengklarifikasi itu adalah pihak berwenang dalam hal ini adalah kepolisian,” ucapnya.
Terpisah, merespon hal ini Juru Bicara pasangan Danny-Azhar (DiA), Asri Tadda mengatakan, di Pilgub Sulsel ini hanya ada 2 Paslon, maka pihak berwajib harus segera merespons tudingan Said Didu itu agar masyarakat dapat kejelasan.
“Apalagi isunya sudah menasional. Karena tudingan itu tidak menyebut nama, saya kira kedua Palson potensi dirugikan. Jadi supaya clear, APH harus segera merespons,” ungkapnya.
“Kami yakin dan percaya, Paslon DIA tak sedikitpun terkait dengan narkoba. Jadi kami tidak terpengaruh dengan hal itu. Tapi saya pikir semua tudingan itu harus segera di-clear-kan oleh kepolisian,” lanjutnya
Lebih jauh, Asri menyampaikan, pasangan Danny-Azhar berkomitmen kuat untuk menghentikan peredaran Narkoba khususnya di Sulsel. Karena itulah, dalam Visi Misi DIA untuk perkuatan keluarga melalui program Jagai Anak ta’.
Selain itu, DiA menyadari sepenuhnya, bahwa generasi muda berkualitas yang dibutuhkan dalam membangun Sulsel adalah yang bersih dan terbebas dari narkoba.
“Karena itu, DiA mengecam segala bentuk aktifitas dan pelaku yang berkaitan dengan penyebaran narkoba ini,” tukasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara Andalan Hati, Muhammad Ramli Rahim tidak merespon sama sekali.